Debu vulkanik dari letusan Gunung Merapi di Sleman, Yogyakarta yang terjadi Selasa (26/10), mulai menyebar ke sejumlah daerah di Jawa Barat. Salah satunya daerah yang merasakan dampaknya adalah yang berada di wilayah Pantai Selatan (Garut Selatan)  Kabupaten Garut, Jawa Barat.

Salah satunya dialami warga di Kecamatan Cikelet, Pameungpeuk dan Kecamatan Cibalong. “Debunya tidak tebal,” ujar Ridwan, 43 tahun salah seorang Guru SMPN I Cikelet, dihubungi Tempo, Rabu (27/10).

Menurut dia, hujan abu ini mulai turun ke pemukiman warga, pada Rabu dini hari sekitar pukul 02.00 WIB. Meski tidak terlalu tebal, namun abu dari awan panas ini menempel pada setiap benda milik warga yang berada di ruang terbuka, seperti genting rumah, jalan, motor, dan mobil. “Warna genting rumah berubah menjadi putih tertutup debu,” ujarnya.

Keyakinan debu vulkanik ini, tambah Ridwan, diketahui dari aroma debu yang tercium bau belerang. Turunnya debu berwarna putih ini diduga akibat terbawa angin barat. “Awalnya warga panik, tapi setelah di jelaskan akhirnya mengerti juga. Kejadian ini mengingatkan peristiwa meletusnya Gunung Galunggung di Tasik tahun 1982 lalu,” ujarnya.

Meski turun debu vulkanik, namun kegiatan belajar mengajar di sekolahnya tidak terganggu. Para siswa dan guru belajar seperti biasanya. Mereka juga tidak menggunakan masker penutup mulut dan hidung, karena debu tersebut dianggap tidak berbahaya.

Kepala Seksi Ketentraman dan Ketertiban Kecamatan Cikelet, Oop Hanafiah, membenarkan bila di wilayahnya telah terjadi hujan abu. Ratusan rumah warga tertutup abu vulkanik dari letusan gunung Merapi.

Daerah yang paling banyak tertutup debu vulkanik itu rata-rata berada di wila

Debu Gunung Merapi Sampai Garut Selatan
Tag pada: